TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian kesehatan Iran mengkonfirmasi dua kematian baru virus Corona di kota suci Qom pada Jumat dan mengatakan virus telah menyebar di beberapa kota Iran.
Hingga Jumat Iran mengkonfirmasi 13 kasus virus Corona, sehingga total menjadi 18 kasus dengan empat dari total kasus telah meninggal, menurut Reuters, 22 Februari 2020
"Berdasarkan laporan yang ada, penyebaran virus korona dimulai di Qom dan dengan perhatian pada perjalanan orang sekarang telah mencapai beberapa kota di Iran termasuk Teheran, Babol, Arak, Isfahan, Rasht dan kota-kota lain," kata pejabat kementerian kesehatan Minou Mohrez, dikutip dari kantor berita resmi IRNA.
"Mungkin ada di semua kota di Iran," katanya.
Mayoritas kasus virus Corona di Iran terjadi di Qom, kota suci Muslim Syiah 120 km selatan ibu kota Teheran.
Kasus-kasus baru terdiri dari tujuh orang yang didiagnosis di Qom, empat di ibu kota Teheran dan dua di provinsi Gilan, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur dalam sebuah tweet.
Pada Kamis pejabat kesehatan telah meminta untuk menunda semua pertemuan keagamaan di Qom.
"Jelas bahwa virus Corona telah menyebar di dalam negeri dan mungkin sumber penyakit ini adalah pekerja Cina yang bekerja di kota Qom dan telah melakukan perjalanan ke Cina," kata pejabat kementerian kesehatan Mohrez, menurut IRNA.
Wabah yang meluas itu terjadi ketika Iran menggelar pemilihan parlemen yang dipandang sebagai referendum pada pihak berwenang setelah serangkaian krisis, termasuk konflik bersenjata dengan Amerika Serikat bulan lalu.
TV pemerintah menunjukkan pemilih di pusat pemungutan suara di Qom mengenakan masker bedah pada hari Jumat.
Iraqi Airways menangguhkan penerbangan ke negara tetangganya Iran sebagai langkah perlindungan terhadap wabah virus Corona, kata kantor berita Irak pada Kamis.